Tata Cara Shalat Isyraq Niat dan Doa

Diposting pada

Tata Cara Shalat Isyraq – Shalat merupakan media utama seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kita bisa memperbanyak shalat sunnah pada pagi hari ataupun malam hari. Salahsatu shalat sunnah yang bisa dilaksanakan pada pagi hari adalah shalat isyraq.

Keistimewaan Shalat Isyraq

Shalat Israq adalah shalat sunnah dua rakaat yang pelaksanaannya kurang lebih 15-20 menit setelah matahari terbit dengan sempurna.

Salahsatu keistimewaan shalat isyraq adalah mendapatkan pahala seperti pahala ibadah haji dan umroh. Tapi dengan syarat harus melaksanakan shalat berjamaah shubuh lalu diteruskan dengan dzikir sampai waktu syuruq (terbit matahari).

Nabi muhammad s.a.w pernah bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ. قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shslat shubuh berjamaah, lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “sempurna, Sempurna, Sempurna (Pahalanya).”(HR. At-Tirmidzi II/481 no.586).

 

Tata cara dan niat shalat Isyraq

Cara shalat isyraq sama seperti sholat sunnah pada umumnya, diawali dengan takbir diakhiri dengan salam.Perbedaannya terdapat pada niat.

Niat shalat isyraq

أصلى سنة الإشراق ركعتين لله تعالى

Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.
Pada rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah, sebaiknya membaca surat Adh-Dhuha dan pada rakaat kedua membaca surat An-Nasyr.
Sebaiknya mengerjakan shalat Isyraq sesegera mungkin mengingat waktunya sangat terbatas.
Karena setelah matahari mulai meninggi, maka sudah masuk waktu shalat dhuha.

Doa Shalat Isyraq

Doa shalat isyraq sebagaimana tertulis dalam kitab Nihayatuz Zain adalah sebagai berikut: 
Doa setelah shalat isyraq

اَللَّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah  bukit Thur dan Kitab yang ditulis  pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah  Baitul Ma’mur, aku memohon kepada-Mu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu.

Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku.
Dan aku meminta pada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemuliaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat pada-Mu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun.
Dan berikanlah rahmat ta’dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul.
Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada seluruh saudara-saudara kami seagama, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal”.
Q&A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *