Download Terjemah Kitab Tashrif Izzy Pdf – Kitab ini sangat penting bagi santri yang baru belajar ilmu shorof. Selain itu, kitab ini juga mengulas perubahan bentuk kata (morfologi) dalam bahasa Arab yang ditulis secara sistematis dan dalam kitab ini juga mengembangkan deskripsi dengan memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan tema pembahasan.
Ilmu mantiq menjauhkan kita dari kesalahan dalam berpikir, sedangkan ilmu nahwu menjauhkan kita dari kesalahan lisan dalam berbicara. Jika salah kata, maka maknanya juga akan menyimpang. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berpikir, karena akan mempengaruhi ucapan. Berhati-hatilah saat berbicara atau berbicara karena dapat mempengaruhi maknanya.
Pembahasan Kitab Tashrif Izzy
Kitab Matan Tashrif Al-‘Izzy sebagai salah satu kitab ilmu shorof. kitab ini sangat membantu bagi pemula dalam mempelajari ilmu shorof. Secara garis besar kitab atau kitab ini mengulas empat bab.
Sebelum membahas keempat artikel tersebut, penulis akan mengulas terlebih dahulu pengertian Tashrif secara etimologi dan terminologi, klasifikasi fi’il, dan wazan fi’il, agar kita mengetahui bahwa ruang lingkup ilmu shorof hanya sebatas fi’il, bukan isim. Jadi pembahasannya hanya tentang Fi’il saja, karena hanya fi’il yang selaras dengan pengertian tashrif atau shorof.
Penulis menjelaskan bahwa dalam ranah ilmu shorof, fi’il terbagi menjadi Tsuasi dan Ruba’I, mujarrad dan mazid, salim dan ghoiru salim.
Ada delapan total, adai dengan definisi masing-masing. Menelaah wazan dan mauzun bukanlah tujuan, namun fi’il tidak akan lepas dari keduanya.
Jika belum memahami wazan dan mauzun, maka akan sulit untuk memahami resensi selanjutnya dalam kitab Al-Kailani.
Wazan artinya timbangan atau pola, sedangkan mauzun artinya ditimbang (berpola). Dari wazan, kita bisa mengetahui pola sebuah kata bahasa Arab yang memiliki makna berbeda.
Arti kata bisa berbeda karena polanya juga berbeda. Namun, penulis tidak mengulas makna dari pola-pola tersebut satu per satu.
BAB Kitab Tashrif Izzy
Bab pertama sesuai dengan nama artikel. Di dalamnya terdapat contoh-contoh perubahan sebuah kata, yang disebut tashrif terminologii dan tashrif lughowi atau yang biasa kita kenal dengan “Nashrif” atau “Ngiyas”. Dimulai dengan fi’il madli karena berada di urutan pertama dalam tashrif, dan seterusnya hingga fi’il nahi.
Bersambung pada bab kedua, pasal fi’il mudlari’ sangat kompleks dibanding yang lain, karena banyak huruf yang sering disandingkan dengan fi’il mudlari’, seperti amil jawazim, amil nawasib, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi maknanya.
Alasan lainnya adalah bentuk lain seperti fi’il amar, nahy, isim fa’il, dan isim maf’ul berasal dari fi’il mudlari’ yang adai sedikit perubahan.
Materi pada bab ketiga yaitu artikel Mudo’af, penulis kitab Kailani mengulas tidak hanya contoh, tetapi juga adai dengan pemahaman menurut etimologi dan terminologi, pembagiannya, seluk beluk sebuah kata, apa perubahan yang dilakukan, dan alasannya.
Kebanyakan orang yang mempelajari ilmu shorof pasti merasa kesulitan untuk memahami bab Mu’tal, yang diulas pada bab selanjutnya.
Mengapa? Karena ada perubahan yang sulit diprediksi. Seperti harus I’lal dulu. Meng-I’lal ada tiga peristiwa; hadzfun (menghapus), qalb (mengganti huruf), dan naql (memindahkan martabat).
Dilihat dari definisinya, dalam fi’il mu’tal harus ada satu huruf illat (alif, wau, dan Ya’), dan tidak ditentukan letaknya. Jadi fi’il mu’tal berdasarkan letaknya, terbagi menjadi delapan.
Bagi orang Indonesia, melafalkan huruf illat mungkin tidak menjadi masalah, namun bagi orang Arab sebagai pemilik bahasa sendiri sebenarnya sulit.
Apalagi ketika huruf illat berhadapan dengan huruf yang dianggap sulit bagi orang Arab. Jadi ganti dengan satu langkah, dua langkah, atau bahkan ketiganya, seperti yang disebutkan di atas. Penjelasan tentang hal ini cukup lengkap dalam kitab Kailani.
Tingkat kesulitan dalam memahami bab atau bab Mahmuz dalam kitab Kailani, berada di bawah bab Mu’tal, mengingat bab sebelumnya telah dibahas oleh penulis secara lengkap. Ada kesamaan teori dengan bab sebelumnya (mu’tal).
Pembaca hanya perlu mengulang dan mengingat kembali. Adapun hukum fi’il mahmuz seperti fi’il shahih, karena hamzah adalah surat yang shahih.
Selain mengucapkan hamzah di awal kata, kebanyakan dihilangkan atau diganti dengan huruf lain, karena mengucapkan hamzah di tengah atau di akhir kata dianggap berat menurut orang Arab.
Selanjutnya bab terakhir Kailani yang hanya terdiri dari 1 lembar. Artinya pembaca tidak perlu khawatir akan kesulitan, karena sedikit sekali teori yang membahas tentang isim zaman dan isim makan dari fi’il shahih, mu’tal, mudhoaf dan mahmuz. Sebelum tanbih (pengingat ), ada pembahasan dari penulis Kailani mengenai isi dari alat tersebut.
Kelebihan Kitab Tashrif Izzy
Semuanya pasti ada alasannya, begitu juga saya memilih kitab ini untuk diulas. Secara kasat mata, kitab ini merupakan pembahasan yang tipis, padat, dan ringkas, namun mudah dipahami, mudah didapat dan harganya sangat terjangkau.
Selain itu, ada kelebihan lain setelah dilakukan analisis, yaitu:
Menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga cocok untuk pemula.
Dengan alasan logis.
Setiap aturan atau teori adai dengan contoh.
adai dengan alasan munculnya suatu kaidah atau teori.
Menjadi kitab referensi bagi karya-karya lain yang menggunakan bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Seperti kitab dosen yang adai peta pikiran, sehingga mudah dipahami oleh santri.
adai dengan tanbih (pengingat). Salah satu alasannya, dianggap mudah, sehingga terkadang beberapa hal sering terlupakan. Seperti pada paragraf terakhir, sebelum bab pertama dan terakhir.
adai dengan tambahan yang berkaitan dengan dunia tashrif, seperti yang terdapat pada bab terakhir yang membahas tentang Mahmuz. Penulis menyatakan bahwa ketika ada dua hamzah yang dikumpulkan, hamzah urutan kedua diganti dengan huruf yang sesuai dengan nilai sebelumnya.
Kekurangan Tashrif Izzy
Beberapa hal yang dapat dikatakan kurang dalam Kitab Kailani antara lain:
Diskusi menyebar, tetapi masih dalam satu artikel. Seperti membahas alat isim di artikel jaman isim wa makan.
Sulit Ketika mencari proposisi atau teori, karena berbentuk Natsar (Prosa)
Tidak adai daftar isi, sehingga membutuhkan waktu untuk mencari pembahasan yang diinginkan.
Tidak ada muqaddimah (kata pengantar atau pengantar) sehingga kami tidak tahu alasan penulis memberikan komentar (ulasan) pada kitab Tashrif Al-‘Izzy.
Biodata penulis tidak adakan, jadi kami tidak dapat mengetahui lebih banyak tentang penulis kitab ini.
Sebanyak tujuh dari sepuluh orang dari survei yang saya lakukan, lebih memilih nadzam dalam mempelajari ilmu instrumen (Nahwu dan Shorof) karena berbagai alasan, salah satunya untuk memudahkan menghafal dengan memasukkannya ke dalam nada lagu. Sehingga dapat mengurangi stres karena dianggap sebagai ilmu yang sulit dipelajari.
Teori tanpa praktek akan sia-sia dan sia-sia, sebaliknya praktek tanpa teori akan terasa hampa. Kuncinya sering diamalkan, maka lambat laun lidah akan lihai dan tidak kaku. Seperti kata pepatah “Anda bisa terbiasa”.
Begitu pula dalam mempelajari kitab kailani ini perlu membiasakan diri, seperti yang para santri atau santri wati lakukan. Mereka mempelajari ilmu alat secara terus menerus Setiap selepas subuh dan Ashar.
Sasaran pembaca kitab ini adalah civitas akademika. Dimana kitab ini sangat cocok untuk santri atau santriwati yang sedang belajar tentang bahasa sastra arab, tentunya kitab ini dapat dijadikan sebagai referensi juga untuk bahan kajian. Dan juga para santri dan santriwati yang mengaji bahasa arab di pondok pesantren tempat mereka mengaji, kitab ini juga wajib dijadikan referensi oleh ustadz karena kitab ini berisi informasi tentang ilmu shorof.
Download Terjemah Kitab Tashrif Izzy Pdf